


LANJUTKAN DAN SAYA DOAKAN SEMOGA JADI ATLET PROFESIONAL 👏👏🙏🙏
.
.
.
Petinju putri Takalar, Sri Rahayu (19), baru-baru ini menyabet medali emas di Kejuaraan Wali Kota Makassar Cup II di Balai Prajurit Jenderal M Yusuf, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, (12-16/2/2019). Dia satu-satunya petinju putri Takalar yang membawa pulang medali emas.
TribunTakalar.com mengunjungi tempat tinggalnya di dekat Kantor Lurah Pallantikang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar, Rabu (27/2/2019) siang.
Sri Rahayu tinggal di rumah panggung sederhana. Di samping kiri dan kanan rumahnya, rumah-rumah permanen berdiri kokoh.
Di kolong rumah panggung itu, Ibu Sri Rahayu, Sittiarah Dg Caya, membuka warung kelontong kecil-kecilan. Kerupuk, mie instan, kopi saset disediakan. Keuntungan jualan tak seberapa.
Ayahnya, Bachtiar Dg Tompo, setelah dioperasi karena infeksi di salah satu bagian vital tubuhnya tak dapat lagi bekerja seperti dulu. Sudah setahun belakangan Dg Tompo hanya di rumah. Sewaktu sehat, Dg Tompo bekerja sebagai buruh bangunan.
Keluarga Sri Rahayu tak punya sawah untuk digarap. Pemasukan utama keluarganya dari hadiah lomba yang didapat Sri Rahayu dan uang kiriman kakaknya.
Ia kini salah satu tulang punggung keluarga membantu kakaknya yang bekerja sebagai penjaga toko.Sri Rahayu mulai bertinju sejak kelas 2 SMP. Tepatnya 8 tahun lalu.
Pertama kali ia ikut latihan tinju karena ikut teman-temannya yang lain.
Ibunya melarang. Bahkan Kakaknya pernah mengancam akan memukul jika Sri Rahayu memaksa ikut latihan. Bagi Ibu dan kakaknya, tinju bukan olahraga untuk perempuan.
Untuk pergi latihan, ia harus menangis terlebih dahulu di hadapan ibunya.
.
"Pernah, saya lari siang-siang diketawai orang-orang yang lihat. Mungkin di pikiran mereka, kok ada anak perempuan siksa diri sendiri. Tapi saya tidak peduli. Yang penting adalah saya mengondisikan fisik supaya bisa raih juara," ujarnya. "Saya harap pemerintah lebih peduli masa depan para petinju berprestasi. Peduli masa depannya setelah tidak bertinju lagi," tutup Sri Rahayu.
.
.
.
.
.
Source: tribuntakalar.com
Sumber : instagram : sosmedmakassar
LiputanMakassar.com Kami Mengumpulkan serta Menyajikan berita dari sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.