loading...

Jumat, 28 Juni 2019

Bersekolah di SD negeri di Pekalongan, selama enam tahun, putra ketiga dari pasangan Sugeng Witoto (50) dan Sukoharti (45) adalah seorang yang cukup berprestasi. Piagam yang ia bakar karena merasa kesal adalah penghargaan yang ia dapat dari kejuaraan seni dan agama. Bahkan, ada yang merupakan hadiah ketika ia berhasil menyabet juara pertama di Kabupaten Pekalongan. Melansir kompas.com, ada sekitar 15 piagam penghargaan yang dibakar. Berbagai kejuaraan yang diikuti dan berhasil menyabet juara satu, di antaranya menulis halus, cerita islami, tilawah, azan, nyanyi solo, nyanyi grup, dan dokter kecil. Menurut pengakuan sang ayah, Sugeng, anaknya berharap piagam tersebut akan bisa membantunya saat ia masuk ke sekolah menengah. Nyatanya tidak sama sekali, jadi yang dilakukannya adalah membakar semuanya. Ia menilai bahwa bukti tersebut sudah tidak ada artinya lagi, ditambah lagi karena hatinya yang kesal, kan? Usut punya usut, bukan tanpa sebab bocah 12 tahun tersebut urung masuk SMPN 1 Kajen. Melansir dari detik.com, dirinya telah berupaya mendaftar ke SMPN 1 Kajen, namun mentok karena aturan zonasi yang ada. Minimnya sosialisasi dinas pendidikan terkait PPDB yang melalui tiga jalur yakni jalur zonasi, jalur prestasi dan jalur perpindahan orangtua, membuat anaknya terjebak dalam zonasi. Setelah awalnya mendaftar jalur zonasi, sang guru merekomendasikan Yumna mengambil jalur prestasi. Sayang, saat mau mendaftar jalur prestasi, pihak yang bertanggungjawab mengatakan tidak bisa karena ia sudah terdaftar di jalur zonasi. Hasil akhirnya, karena jarak rumah ke sekolah hanya 1,8 KM, ia tak jadi masuk SMP tersebut. Bisanya hanya mendaftar di sekolah di luar zonasi. Aksi bakar-bakar piagam ini sempat viral di Instagram. Karena terkendala sistem zonasi, akhirnya orangtua siswa tersebut membesarkan hati dan membujuk anaknya untuk tetap tenang dan menerima keputusan dari sekolah. “Sudah saya daftarkan ke sekolah swasta. Ya seharusnya dengan sistem seperti ini pihak pemerintah menyediakan banyak sekolah negeri dulu,” jelas orangtuanya dilansir dari detik.com. Sekarang ia sudah resmi terdaftar di SMP Muhammadiyah 1 Kajen. Download with nice filename | Makassar Info Berita Terbaru



Bersekolah di SD negeri di Pekalongan, selama enam tahun, putra ketiga dari pasangan Sugeng Witoto (50) dan Sukoharti (45) adalah seorang yang cukup berprestasi. Piagam yang ia bakar karena merasa kesal adalah penghargaan yang ia dapat dari kejuaraan seni dan agama. Bahkan, ada yang merupakan hadiah ketika ia berhasil menyabet juara pertama di Kabupaten Pekalongan.

Melansir kompas.com, ada sekitar 15 piagam penghargaan yang dibakar. Berbagai kejuaraan yang diikuti dan berhasil menyabet juara satu, di antaranya menulis halus, cerita islami, tilawah, azan, nyanyi solo, nyanyi grup, dan dokter kecil. Menurut pengakuan sang ayah, Sugeng, anaknya berharap piagam tersebut akan bisa membantunya saat ia masuk ke sekolah menengah. Nyatanya tidak sama sekali, jadi yang dilakukannya adalah membakar semuanya. Ia menilai bahwa bukti tersebut sudah tidak ada artinya lagi, ditambah lagi karena hatinya yang kesal, kan?

Usut punya usut, bukan tanpa sebab bocah 12 tahun tersebut urung masuk SMPN 1 Kajen. Melansir dari detik.com, dirinya telah berupaya mendaftar ke SMPN 1 Kajen, namun mentok karena aturan zonasi yang ada. Minimnya sosialisasi dinas pendidikan terkait PPDB yang melalui tiga jalur yakni jalur zonasi, jalur prestasi dan jalur perpindahan orangtua, membuat anaknya terjebak dalam zonasi. Setelah awalnya mendaftar jalur zonasi, sang guru merekomendasikan Yumna mengambil jalur prestasi. Sayang, saat mau mendaftar jalur prestasi, pihak yang bertanggungjawab mengatakan tidak bisa karena ia sudah terdaftar di jalur zonasi. Hasil akhirnya, karena jarak rumah ke sekolah hanya 1,8 KM, ia tak jadi masuk SMP tersebut. Bisanya hanya mendaftar di sekolah di luar zonasi.

Aksi bakar-bakar piagam ini sempat viral di Instagram. Karena terkendala sistem zonasi, akhirnya orangtua siswa tersebut membesarkan hati dan membujuk anaknya untuk tetap tenang dan menerima keputusan dari sekolah. “Sudah saya daftarkan ke sekolah swasta. Ya seharusnya dengan sistem seperti ini pihak pemerintah menyediakan banyak sekolah negeri dulu,” jelas orangtuanya dilansir dari detik.com. Sekarang ia sudah resmi terdaftar di SMP Muhammadiyah 1 Kajen.

Download with nice filename



Sumber : instagram makassar__info

LiputanMakassar.com Kami Mengumpulkan serta Menyajikan berita dari sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.

Adbox
loading...