loading...

Selasa, 31 Maret 2020

Dua Pekan Pandemi Corona di Sulsel, Bagaimana Buruh Jalani Aktivitas? | Makassar Info Berita Terbaru


Pemerintah semestinya tak hanya memerhatikan kelas menengah saja, buruh pun butuh perlindungan.

aksaraintimes.id – Bagi Wahyuddin Achamd (23), pandemi virus corona tak mengubah aktivitas kesehariannya. Seolah tak terjadi apa-apa, ia tetap diminta masuk kerja sebagaimana biasanya.

Wahyu adalah buruh di perusahaan bidang manufaktur pakan ternak, di PT. Kawasan Industri Makassar (KIMA), Tamalanrea Makassar, Sulawesi Selatan. Selama pandemi corona, tak ada perubahan jam kerja, apalagi pilihan bekerja di rumah, begitupun dengan upah bulanan yang ia peroleh.

Meski begitu, Wahyu cukup beruntung, perusahaan tempat ia bekerja menyediakan protokol kesehatan untuk pencegahan penyebaran virus corona. Misal saja, kata Wahyu, absensi yang sebelumnya menggunakan finger print diubah menjadi absensi muka. Selain itu, masih ada sejumlah protokol kesehatan yang mesti ia turuti.

"Pengecekan suhu ketika masuk pabrik, penyemprotan cairan disenfektan pada saat memasuki area pabrik, menyediakan tempat cuci tangan di tempat masuk dan keluar pabrik dan tiap akhir pekan penyemprotan cairan disenfektan di setiap ruang kerja," ucap Wahyu saat dihubungi, Senin (30/3/2020).

Ia mengatakan, meski dengan protokol kesehatan seperti itu, ia tetap khawatir dapat terjangkit virus corona. Di pabrik misal, para buruh tetap bekerja berdekatan sebagaimana biasanya. Hal ini dikarenakan, selain buruh belum terbiasa, juga metode kerja di pabrik mesti bekerja dalam kelompok.

Sehingga sulit baginya untuk menjaga jarak dengan sesama buruh. Sementara buruh di pabrik jumlahnya mencapai ratusan. Katanya, resiko terjangkit virus corona tetap tinggi dengan banyaknya buruh yang berinteraksi tiap hari.

"Perusahaan manufaktur sangat rentan terkena namanya virus corona karena yang bekerja di perusahaan bukan cuma puluhan orang tapi ratusan, kita tidak tahu apakah mereka ada yang terkena virus atau tidak. Yang saya tahu dari virus corona bisa jadi badan kita sehat tetapi kita terkena virus, itu yang sering kami pikirkan para pekerja," ucapnya.

Kekhawatiran ini belum termasuk resiko ia terjangkit virus corona saat pergi-pulang ke tempat kerja. Apalagi jika memang terjangkit, ia dapat menulari keluarganya di rumah.

"Saya pribadi sangat khawatir soal resiko terjangkit virus corona, kita tidak pernah tahu bahwa ketika kita berangkat kerja dan sampai ke tempat kerja, begitupun kembali ke rumah, tidak ada jaminan kita lolos dari namanya virus Corona," ujarnya.

Perusahaan Abai Bahaya Corona

Nasib berbeda dialami SW, buruh yang bekerja di salah satu perusahaan di Makasar. Katanya, meskipun pandemi corona makin meluas Sulsel, perusahaan sama sekali tak menyediakan protokol kesehatan bagi para buruh. Hal ini jelas mengkhawatirkan SW yang tiap harinya mesti masuk kerja dan berkerumun dengan banyak orang.

SW bersama buruh lain telah menyampaikan keluhan ini kepada pemilik perusahaan, hanya saja pihak perusahaan beralasan masker dan semacamnya makin langka dan mahal.

"Saya sudah sampaikan diperusahaan tapi alasan mereka tidak ada dijual masker atau sudah didapat, itu alasan tempat kerja saya," ucapnya saat dihubungi, Senin (30/3/2020).

Dulu, pihak perusahaan sempat menyediakan obat-obatan bagi buruh. Namun obat-obatan ini hanya untuk sakit kepala, perut, ataupun luka, sementara pencegahan virus corona sama sekali tak tersedia di pabrik ia bekerja.

Ia mengatakan, kondisi ini buat para buruh diperhadapkan dengan pilihan yang sulit. Katanya, ia juga ingin tinggal di rumah sebagaimana imbauan pemerintah. Hanya saja, perusahaan juga tetap beroperasi dengan alasan mesti membayar upah buruh.

Di satu sisi, buruh pun menolak jika perusahaan berhenti beroperasi karena tak adanya pemasukan yang bakal diterima buruh. Namun jika memang diberhentikan, ia tetap mengharapkan perusahaan membayar penuh upah.

"Kalau tidak operasi perusahaan bagaimana bisa digaji karyawan, pekerja tidak mau juga lockdown kalau gaji tidak dibayar, apa dimakan? bayar  cicilan? dan rumah kos atu kontrak?" ucapnya.

Koordinator Wilayah Sulsel Federasi Perjuangan Buruh Nasional (FPB-KSNasional), Kusnadi mengatakan, saat ini buruh diperhadapkan dengan kematian. Sebabnya, buruh yang tetap bekerja beresiko terjangkit virus corona, sementara jika tak bekerja, perusahaan enggan membayar upah buruh.

Kedua pilihan ini, kata Kusnadi, sama-sama tak memihak buruh. 

"Kalau kerja mereka bisa mati akibat virus COVID-19 dan apa bila mereka tidak kerja atau diistirahatkan akan mati juga karena upah mereka tidak di bayarkan," ucap Kusnadi saat dihubungi, Senin (30/3/2020).

Bayar Penuh Upah

Ia melanjutkan, saat ini masih banyak perusahaan yang tak menyediakan protokol kesehatan pencegahan virus corona dengan alasan bermacam-macam. Pihak perusahaan, kata Kusnadi, mengaku tak mendapat intruksi dari pemerintah, takut perusahaan merugi, ataupun masker dan handsanitizer sudah langka saat ini.

Untuk itu, ia menuntut kepada perusahaan yang tetap ngogot beroperasi untuk menyediakan protokol kesehatan pencegahan virus corona. Selain itu, upah buruh mesti dibayar dua kali lipat karena tingginya resiko terjangkit virus saat bekerja.

Sementara bagi perusahaan yang memilih berhenti beroperasi, ia menuntut untuk tetap membayar penuh upah buruh meski tak bekerja. Katanya, pemerintah jangan pilih kasih dengan hanya mengurusi kelas menengah, buruh pun perlu perhatian.

"Saat ini, kami sedang melakukan persuratan untuk perundingan bipartite, dan akan mendesak pemerintah untuk tegas dalam mencegah dan mengobati virus COVID-19, dan juga jangan membuat kebijakan hanya sebatas menguntungkan kelas menengah saja," tuturnya.

Tuntutan dari FPB-KSNasional turut disuarakan Wahyu, katanya jika nantinya virus corona makin meluas ia mengharapkan perusahaan meliburkan buruh tapi tetap membayar penuh upah.

"Harapan saya ke pemerintah jangan cuma ASN atau instansi, mahasiswa, ssiwa yang diliburkan tapi kita juga sebagai buruh harus diliburkan karena kami juga manusia takut dengan virus corona," tutupnya.

Penulis: Amri N. Haruna



Sumber : Aksaratimes.id

LiputanMakassar.com Kami Mengumpulkan serta Menyajikan berita dari sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.

Adbox
loading...