Jakarta, CNN Indonesia --
Tingkat pengangguran Jepang naik menjadi 2,9 persen pada Mei karena pandemi virus corona. Data resmi menunjukkan kenaikan pengangguran kerja dalam tiga bulan berturut-turut.
Dikutip dari AFP, tingkat pengangguran menjadi salah satu pendorong Jepang ke jurang resesi sejak terakhir kali terjadi pada 2015. Indikator lainnya adalah tingkat ketersediaan lapangan kerja.
Pada Mei tercatat ada 120 pekerjaan yang tersedia untuk setiap 100 orang pencari kerja. Angka ini turun dari 132 pekerjaan yang tersedia pada April.
Penurunan ini menjadi paling tajam setelah gejolak yang disebabkan oleh minyak pada 1974. Namun, jika dibandingkan dengan negara lainnya, pandemi corona tidak terlalu memukul keras Jepang.
Pasalnya, hingga saat ini Jepang menjadi salah satu negara yang tingkat penyebaran dan kematiannya rendah. Tercatat ada 1.000 kematian dari 19 ribu kasus.
Sehingga, Jepang tak melakukan lockdown seperti kebanyakan negara di dunia. Pemerintah hanya menekankan agar masyarakat tinggal di rumah.
Walaupun perekonomian tetap terdampak dari sisi konsumsi dan pariwisata. Jepang sedang berupaya meningkatkan perekonomian dengan paket stimulus hingga triliunan Yen dari pemerintah dan bank sentral.
Jepang pun sedang melaksanakan pinjaman murah sembari mempertahankan kebijakan moneter yang longgar.
(age/sfr)Sumber : CNNindonesia.com
LiputanMakassar.com Kami Mengumpulkan serta Menyajikan berita dari sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.