Jakarta, CNN Indonesia --
Raksasa energi global Royal Dutch Shell bakal merevisi ke bawah nilai asetnya sekitar US$15 miliar hingga US$22 miliar atau Rp210 triliun hingga Rp308 triliun (asumsi kurs Rp14 ribu per dolar AS) pada kuartal II 2020.
Penyesuaian pencatatan itu dilakukan usai mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari pandemi virus corona yang menekan permintaan energi global dan anjloknya harga minyak mentah dunia.
"Pada kuartal II 2020, Shell telah merevisi harga jangka menengah dan panjang serta proyeksi margin kilang untuk mencerminkan dampak pandemi covid-19 dan kondisi makroekonomi terkait, termasuk fundamental permintaan dan penawaran pasar," ujar manajemen Shell dalam keterangan yang dilansir dari AFP, Selasa (30/6).
Revisi tersebut mengakibatkan nilai aset perusahaan dari bisnis hulu, gas, dan kilang berubah.
Perusahaan migas ini juga menyatakan keputusan untuk menyesuaikan nilai aset sejalan dengan rencana pemodelan ulang aktivitas kilang agar menjadi bisnis energi dengan net-zero emission pada tahun 2050.
Wabah virus corona memang membuat bisnis energi babak belur. Pada awal bulan ini, perusahaan energi global BP juga mengungkapkan pendemi virus corona memukul aset perusahaan hingga US$17,5 miliar atau sekitar Rp245 triliun.
(sfr/age)Sumber : CNNindonesia.com
LiputanMakassar.com Kami Mengumpulkan serta Menyajikan berita dari sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.