Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri BUMN Erick Thohir kembali mengebut pembentukan holding rumah sakit (RS) pelat merah. Kali ini ditandai dengan merapatnya tujuh RS BUMN ke grup Indonesia Healthcare Corporation (IHC) di bawah pimpinan PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika), anak usaha PT Pertamina (Persero).
Para RS BUMN itu baru saja menandatangani Perjanjian Pengambilalihan Saham Bersyarat dengan Pertamedika pada hari ini, Selasa (30/6). Tujuh RS BUMN itu, yakni PT Krakatau Medika, anak usaha dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Rumah Sakit Pelabuhan dari PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), dan PT Pelindo Husada Citra dari PT Pelabuhan Indonesia III (Persero).
Lalu, PT Nusantara Medika Utama, anak usaha dari PT Perkebunan Nusantara X, PT Nusantara Sebelas Medika dari PT Perkebunan Nusantara XI, PT Rolas Nusantara Medika dari PT Perkebunan Nusantara XII, dan PT Rumah Sakit Bakti Timah dari PT Timah Tbk.
"Penggabungan ini akan menerapkan standardisasi kualitas dan operasional layanan di jaringan rumah sakit anggota holding seluruh Indonesia," ungkap Erick dalam keterangan resmi dikutip Selasa (30/6).
Erick yakin hal ini akan meningkatkan mutu pelayanan RS BUMN dan meningkatkan standar tenaga medis di dalam negeri. Tak ketinggalan, ia optimistis hal ini akan membuat kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit negara meningkat.
"Kami mendorong rumah sakit milik bangsa Indonesia meraih kepercayaan masyarakat Indonesia untuk memilih berobat di RS negeri sendiri dibanding ke luar negeri," katanya.
Lebih lanjut, Erick menargetkan holding mampu membuat RS BUMN mampu menguasai pangsa pasar rumah sakit di dalam negeri. Ia pun menargetkan pendapatan usaha dari holding bisa mencapai Rp4,5 triliun.
"Total aset (diperkirakan) mendekati Rp5 triliun," imbuhnya.
Direktur Utama Pertamedika IHC Fathema Djan Rahmat mengatakan tahapan holding akan berlanjut ke RS BUMN lain. Sayangnya, ia belum merinci anak usaha dari perusahaan pelat merah mana lagi yang akan masuk ke dalam holding.
Sebelumnya, Pertamedika sudah lebih dulu menggandeng RS Pelni pada tahap pertama holding. Ia meyakini manfaat besar akan tercipta dari holding RS BUMN ini.
"Kami berkomitmen menyelesaikan fase ketiga dalam waktu dekat ini, sehingga nanti Indonesia Healthcare Corporation akan menjadi rumah sakit jaringan terbesar di Indonesia," katanya.
Targetnya, akan ada 35 RS BUMN yang berada di bawah Pertamedika IHC. Fathema mengatakan holding ini penting untuk pengembangan grup IHC ke depan. Khususnya dari sisi peningkatan pelayanan, operasional, inovasi teknologi, dan keseluruhan value chain.
"Inisitatif untuk mendukung strategi tersebut antara lain meningkatkan efisiensi untuk pengadaan obat dan alat kesehatan, digitalisasi, pengembangan laboratorium, dan klinik-klinik," tuturnya.
Sebagai informasi, masing-masing BUMN setidaknya memiliki dua sampai empat RS dengan kecenderungan penyebaran terkonsentrasi di satu wilayah. Misalnya, RS dari PTPN X dan PTPN XII dan Pelindo III terpusat di Jawa Timur. Lalu, RS dari Timah ada di Bangka Belitung.
"Pembentukan IHC yang dipimpin oleh Pertamedika bertujuan untuk memperluas cakupan wilayah pelayanan serta mengembangkan cakupan pasar RS BUMN Indonesia hingga mencapai 80 persen dalam lingkup pasar BUMN," jelasnya.
Saat ini, Pertamedika memiliki 14 RS, yaitu Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Rumah Sakit Pertamina Balikpapan, dan Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ). RSPJ merupakan salah satu rumah sakit rujukan penanganan pasien virus corona atau covid-19.
Pertamedika IHC juga memiliki 11 RS lain yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, hingga Papua. Dalam menghadapi rangkaian proses aksi korporasi ini Pertamedika IHC didampingi oleh PT Danareksa Sekuritas beserta konsultan pendukung lainnya.
(uli/sfr)Sumber : CNNindonesia.com
LiputanMakassar.com Kami Mengumpulkan serta Menyajikan berita dari sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.