Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Perdagangan Konstruksi (IHPK) mengalami inflasi sebesar 0,02 persen secara bulanan pada Juni 2020. Inflasi utamanya disumbang oleh kenaikan harga solar dan batako.
Kepala BPS Suhariyanto merinci inflasi harga solar sebesar 0,84 persen, batu split 0,65 persen, batako 0,42 persen, dan barang dari logam aluminium siap pasang 0,38 persen. Kemudian, inflasi harga minyak pelumas 0,29 persen, batu bata 0,18 persen, serta lampu dan perlengkapan listrik 0,07 persen.
Sementara harga komponen konstruksi yang turun alias deflasi, yaitu atap dan sejenisnya turun 1,44 persen, kayu gelondongan 1,16 persen, dan minyak tanah 0,8 persen. Lalu, harga kayu papan juga turun 0,52 persen, kawat dan sejenisnya 0,48 persen, kaca lembaran 0,38 persen, paku, mur, dan sejenisnya 0,34 persen, dan pompa air 0,18 persen.
"Indeks harga perdagangan besar konstruksi mengalami inflasi sangat tipis 0,02 persen," ungkap Suhariyanto saat konferensi pers virtual, Rabu (1/7).
Berdasarkan kelompok bangunan, inflasi tertinggi berasal dari bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan sebesar 0,15 persen dengan andil 0,06 persen. Kemudian, inflasi kelompok bangunan pekerjaan umum untuk pertanian 0,01 persen dengan andil nol persen.
Sedangkan deflasi terjadi di kelompok bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal minus 0,09 persen dengan andil minus 0,03 persen. Begitu juga dengan deflasi kelompok bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi serta kelompok bangunan lainnya, masing-masing minus 0,03 persen dan 0,04 persen.
Secara keseluruhan, IHPK tercatat deflasi 0,07 persen secara tahun berjalan dari Januari-Juni 2020. Secara tahunan, IHPK deflasi 0,6 persen bila dibandingkan dengan Juni 2019.
Inflasi juga terjadi pada Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Tercatat, inflasi sebesar 0,16 persen secara bulanan dan 0,83 persen secara tahunan pada Juni 2020. Sementara inflasi tahun berjalan sebesar 0,83 persen pada Januari-Juni 2020.
BPS mencatat inflasi sektor pertanian mencapai 0,22 persen dengan andil 0,04 persen. "Ada kenaikan beberapa komoditas seperti daging ayam ras dan telur ayam ras, itu yang menyebabkan terjadinya inflasi untuk sektor pertanian," katanya.
Lalu, inflasi sektor industri 0,15 persen dengan andil 0,12 persen. Kemudian, inflasi sektor pertambangan dan penggalian 0,06 persen dengan andil nol persen.
(uli/sfr)Sumber : CNNindonesia.com
LiputanMakassar.com Kami Mengumpulkan serta Menyajikan berita dari sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.