Makassar -
Sejumlah nelayan berang karena penambangan pasir di laut Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), terus terjadi. Di sisi lain, upaya mereka menyampaikan protes kepada perusahaan penambang pasir terus menemui jalan buntu.
Menggunakan perahu kecil, sejumlah nelayan berlayar menuju kapal penambang pasir milik perusahaan Belanda, PT Boskalis. Para nelayan lalu mengepung kapal besar tersebut.
Para nelayan mendesak aktivitas penambangan pasir dihentikan karena merusak lingkungan. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) ikut mengawal aksi para nelayan.
Kapal penambang pasir itu 'disandera' nelayan yang marah. Pengepungan itu terjadi pada Minggu (28/6/2020) yang videonya beredar di media sosial.
"Nelayan itu merasa tidak dihormati sebagai subjek pengelola laut yang sudah turun-temurun, sudah puluhan tahun mengelola perairan Galesong (Takalar) dan Makassar itu," ujar Direktur Walhi Sulsel Muhammad Al Amien saat dimintai konfirmasi, Senin (29/6).
Dia mengatakan aktivitas penambangan pasir oleh PT Boskalis di Laut Makassar sudah dilakukan sejak 13 Februari lalu. Para nelayan yang merasa peduli dengan biota laut di Perairan Makassar menolak aktivitas penambangan dan meminta dimediasi dengan pihak penambangan.
Nelayan di Laut Makassar mengepung kapal penambang pasir. (Foto: Istimewa) |
Nelayan ingin menyuarakan penolakan terhadap penambangan pasir tersebut kepada perusahaan. Aktivitas penambangan mempengaruhi penurunan jumlah ikan yang ditangkap nelayan.
"Tapi, sampai bulan April, di saat nelayan sudah waktunya mencari ikan, hingga sampai bulan Juni saat ini, pertemuan itu tidak pernah terwujud, tidak pernah ada, malah yang terjadi adalah Boskalis terus melakukan tambang pasir laut tanpa meminta persetujuan nelayan," ucapnya.
Sumber : detikNews
LiputanMakassar.com Kami Mengumpulkan serta Menyajikan berita dari sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.