Jakarta, CNN Indonesia --
Bank-bank BUMN menargetkan ekspansi kredit hingga tiga kali lipat dari dana yang ditempatkan pemerintah yang sebesar Rp30 triliun. Itu artinya, himpunan bank-bank negara (Himbara) itu mengincar menyalurkan kredit Rp90 triliun.
Sunarso, Ketua Himbara sekaligus Direktur Utama PT BRI (Persero) Tbk mengatakan Himbara menargetkan bisa melakukan ekspansi kredit minimal tiga kali lipat dalam kurun waktu tiga bulan.
"Kami menerima dana Rp30 triliun dan dalam waktu tiga bulan kami harus ekspansi kredit sebanyak minimal tiga kali, berarti sebanyak Rp90 triliun. Kemudian, kami koordinasi pagi hari ini adalah untuk mengecek kesiapan kami," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (1/7).
Untuk diketahui, aturan penempatan dana ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.05/2020 tentang Penempatan Uang Negara di Bank Umum dalam Rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Beleid itu diteken Sri Mulyani pada 22 Juni 2020 lalu. Adapun, total penempatan dana sebesar Rp30 triliun berlaku selama tiga bulan.
Penyaluran kredit tersebut, kata Sunarso, akan diprioritaskan pada segmen UMKM. Namun, tidak tertutup kemungkinan penyaluran kredit pada non-UMKM apabila berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Nantinya, sambung dia, Himbara akan berbagi tugas untuk menyasar sektor-sektor tertentu sesuai dengan fokus ekspansi bank tersebut.
"Untuk segmen, pasti akan disesuaikan segmennya, prioritaskan ke UMKM, saya ulangi lagi segmennya akan kami prioritaskan ke UMKM, baik di sektor pertanian, transportasi, pariwisata, perumahan, dan konstruksi diprioritaskan untuk UMKM," ucapnya.
Kemudian, ia berjanji Himbara akan menjaga kualitas kredit dengan cara menjaga penyalurannya sesuai dengan permintaan di lapangan. Menurutnya, hanya dengan kualitas kredit terjaga bisa berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi.
"Kalau demand-nya (permintaan) Rp90 triliun memang ada ya kami akan ekspansi Rp90 triliun, tetapi kalau demand-nya tidak ada kami tidak paksakan Rp90 triliun," imbuhnya.
Namun, ia mengaku optimis permintaan kredit di Indonesia bisa mencapai Rp90 triliun. Alasannya, pemerintah telah membuka kembali aktivitas perekonomian melalui pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Di samping itu, sejumlah sektor, seperti pangan tetap bergerak di tengah pandemi covid-19.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT BNI (Persero) Tbk Herry Sidharta mengatakan kunci menjaga kualitas penyaluran kredit adalah membentuk ekosistem.
"Dari situ, kami bisa melakukan pembiayaan yang lebih terkontrol. Kami sudah mulai digitalisasi, melakukan analisis dengan sistem digital yang kami buat, dan mengukur risiko dengan batas tertentu," paparnya.
Selain itu, perbankan juga melakukan pendampingan langsung kepada debitur utamanya UMKM. Dengan demikian, perbankan mengetahui penggunaan dana pinjaman tersebut serta memastikan bisnis UMKM berkembang dengan pinjaman tersebut.
"Kami juga ikut melakukan pendampingan, ini yang akan kami tekankan di bank dan cabang, bukan hanya memberikan tapi juga mendampingi, membantu mencarikan pasar dan vendor, sehingga kalau ekosistem itu berputar saya kira kualitas kredit bisa dijaga," katanya.
Kredit Tumbuh Positif
Sunarso memprediksi pertumbuhan kredit perbankan tahun ini masih bisa positif di tengah tantangan pandemi covid-19. Namun, ia tidak mematok angka pasti kredit perbankan tahun ini.
"Kredit kami proyeksikan akan tetap tumbuh positif. Positif berapa? Masing-masing bank akan beda-beda, saya mewakili BRI masih kami proyeksikan tumbuh 4 persen-5 persen," tuturnya.
Herry menambahkan kuartal III dan IV mendatang akan menjadi titik tolak perbankan untuk menggenjot kredit. Ia menuturkan perbankan akan memanfaatkan kesempatan pembukaan kembali ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kredit.
"Ini kesempatan kami di kuartal III dan IV untuk segera speed-up (menggenjot) pertumbuhannya dan harapannya bahwa kami akan segera pulih kembali untuk bisa meraih kesempatan yang sudah ada," katanya.
Untuk diketahui, melalui penempatan dana di bank Himbara, negara mendapatkan bunga sebesar 3,42 persen per tahun. Bunga tersebut setara 80 persen dari suku bunga acuan BI-7 Days Reverse Repo Rate saat ini, 4,25 persen.
"Tingkat bunga 80 persen dari BI rate 7 hari, sehingga dari suku bunga yang ada saat ini sama saja dengan 3,42 persen," ucap Menteri Keuangan Sri Mulyani belum lama ini.
(ulf/bir)Sumber : CNNindonesia.com
LiputanMakassar.com Kami Mengumpulkan serta Menyajikan berita dari sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Makassar.